Gangguan kecemasan umum adalah munculnya rasa cemas atau khawatir yang berlebihan dan tidak terkendali terhadap berbagai hal dan kondisi. Kondisi ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Untuk mengurangi gangguan kecemasan ini, ada cara yang mudah, yaitu dengan mengikuti paduan suara. Penelitian menunjukkan bahwa entah itu kelompok acapella atau paduan suara, bernyanyi bersama-sama bisa membantu menenangkan otak.
Penemuan
yang diterbitkan dalam jurnal Psychology
of Music ini menunjukkan bahwa bernyanyi dalam kelompok bisa menurunkan
kadar kecemasan dalam diri seseorang, seperti dilansir oleh Huffington
Post (28/04). Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Abant Izzet
Baysal University di Turki ini dilakukan pada 35 orang. Mereka dipecah menjadi
dua kelompok kontrol dan kelompok yang diikutk sertakan dalam kegiatan paduan
suara. Peneliti kemudian mengambil sampel air liur mereka untuk melihat efek
positif atau negatifnya. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa kelompok yang
mengikuti paduan suara memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kelompok kontrol diketahui memiliki
tingkat kecemasan yang lebih tinggi.
Tanpa
disadari, bernyanyi adalah aktivitas yang kompleks. Hal ini karena bernyanyi
melibatkan berbagai area di otak, terutama bagian otak yang berperan
dalam fungsi berbahasa, vokal, dan emosional. Tidak hanya itu, bernyanyi juga
melibatkan teknik pernapasan hingga irama jantung. Bernyanyi bersama-sama,
seperti dalam kelompok paduan suara atau bernyanyi bersama teman-teman,
diketahui dapat meredam dan mengatasi mood negatif, seperti kecemasan dan rasa
sedih. Suatu penelitian lain juga membuktikan bahwa orang yang bergabung dengan
grup vokal atau paduan suara rupanya mengalami perbaikan kesehatan mental dan
dapat tercegah dari gangguan mental, seperti depresi dan gangguan cemas.
Beberapa
penelitian lain juga meyakini bahwa menyanyi sama berkhasiatnya dengan manfaat
meditasi yoga. Salah satunya adalah sebuah penelitian dari Sahlgrenska Academy
di Universitas Gothenburg, Swedia. Tim peneliti itu mempelajari detak jantung
anak-anak remaja anggota paduan suara saat sedang bernyanyi bersama. Menurut
ketua peneliti yang juga seorang ahli musik, Björn Vickhoff, detak jantung
anggota paduan suara tidak hanya melambat ketika mereka mulai bernyanyi, tetapi
secara bertahap jadi tersinkronisasi. Pada akhirnya, irama jantung setiap anak
itu berdetak seirama dengan tempo lagu.
Vickhoff
juga mengatakan, saat menyanyi dan menghembuskan napas, tubuh manusia akan
mengaktifkan saraf vagus dari batang otak ke jantung. Saraf vagus yang aktif
akan membuat jantung berdetak lebih lambat dan diyakini baik untuk menigkatkan kesehatan
emosional. Vickhoff kemudian membandingkan efek dari manfaat menyanyi dengan
manfaat yoga. Nyatanya, keduanya hampir memiliki manfaat yang sama. Vickhoff
mengatakan bahwa yoga dan bernyanyi sama-sama menjaga sistem pernapasan tetap
terkontrol dengan baik. Terlebih jika pernapasan Anda baik, efek positifnya
juga akan melekat dalam jangka waktu panjang bagi kesehatan jantung dan tekanan
darah.
Sudah
terbukti kan kalau aktivitas bernyanyi membawa dampak positif bagi kesehatan
mental. Jadi selain dijadikan sebagai hobi, ternyata bernyanyi juga bisa
dijadikan alternatif terapi untuk mengurangi gangguan kecemasan.
Sekian
informasi kali ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan berikutnya.
sumber:
https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/manfaat-bernyanyi-untuk-kesehatan-mental/
https://www.alodokter.com/gangguan-kecemasan-umum
https://rsjsoerojo.co.id/2019/11/15/manfaat-menyanyi-untuk-kesehatan-mental/
Komentar
Posting Komentar