Tidak
terasa sudah enam bulan lamanya pandemi COVID-19 mempengaruhi hampir seluruh
kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat setiap harinya. Akibat pandemi ini
juga, masyarakat harus berpikir kreatif agar tetap produktif dan terus berkarya
dengan berbagai cara yang ada, begitu juga dengan para penggiat paduan suara.
Pada umumnya paduan suara adalah kegiatan bernyanyi yang dilakukan dengan
banyak orang, yang tentunya dimasa pandemi seperti ini, kegiatan paduan suara
sangat mustahil untuk dilakukan. Namun begitu, ide- ide baru untuk tetap
mengadakan kegiatan paduan suara terus bermunculan. Salah satunya dengan berpaduan
suara secara virtual, sehingga kegiatan virtual
choir menjadi sebuah tren untuk menjaga eksistensi dari paduan suara.
Seperti
yang kita ketahui virtual choir
sendiri merupakan kegiatan bernyanyi yang dilakukan oleh tim paduan suara
melalui rekaman video dari rumah masing- masing tanpa harus bertemu secara
langsung. Pada kegiatan virtual choir
para singer dituntut untuk
menyanyikan lagu sesuai dengan partitur yang telah disediakan. Adanya aturan
mengikuti notasi dalam partitur juga menjadi pembeda antara virtual choir dan virtual vocal group.
Program
kerja virtual choir ini dipilih oleh
PSM FH UNEJ, karena kegiatan virtual
choir adalah kegiatan yang cocok dilakukan di masa pandemi COVID- 19.Virtual choir kali ini bisa dibilang
spesial, karena merupakan bentuk dari obat rindu anggota terhadap kegiatan
paduan suara dan kegiatan Lomba Paduan Suara Antar Fakultas (LPSAF) yang
terpaksa dibatalkan akibat pandemi COVID-19. Selain itu, alasan utama
diadakannya virtual choir adalah
sebagai media untuk menghidupkan kembali semangat anggota dalam mengemban
tanggung jawab dan menjalankan kegiatan ukm paduan suara berikutnya. Seperti
yang disampaikan oleh Jeremia Martin (Ketua Umum PSM FH UNEJ) " Virtual choir merupakan langkah awal
yang membuka jalan untuk melaksanakan proker- proker selanjutnya di masa
pandemi COVID-19 "
Pada
virtual choir kali ini PSM FH UNEJ
mempersembahkan 52 singer dengan
pembagian; Sopran berjumlah 19 orang; Alto berjumlah 14 orang; Tenor berjumlah
9 orang; dan Bass berjumlah 10 orang. Singer
virtual choir kali ini didominasi oleh para anggota baru yang telah
mengikuti diklat pada Juni 2020. Kemudian, untuk lagu yang dibawakan, merupakan
lagu arransemen milik Ken Steven yang berjudul 'Sinanggar Tulo'. Lagu ini
sangat istimewa, karena lagu ‘Sinanggar Tulo’ arransemen Ken Steven belum
pernah ditampilkan dihadapan publik. Awalnya, PSM FH UNEJ akan membawakan lagu
ini pada ajang LPSAF, karena ajang tersebut terpaksa dibatalkan akibat pandemi
COVID-19, maka PSM FH UNEJ menjadi paduan suara pertama yang menampilkan lagu tersebut
perdana, secara virtual.
Persiapan
yang dilakukan mulai dari rapat, pembuatan midi, perekaman video sekaligus
pengarahan, hingga proses editing video, memakan waktu sekitar tiga minggu.
Tentunya dalam proses pembuatan virtual
choir ini banyak sekali tantangan yang harus dilalui oleh pelatih,
pengurus, dan para anggota. Seperti yang disampaikan oleh Bimantara Fauzan
(Kepala Divisi Pelatihan) bahwa yang terpenting dari pembuatan virtual choir adalah kesadaran dan niat
dari para anggota. Oleh karena itu, antusias dan dukungan anggota dalam virtual choir kali ini sangat dibutuhkan,
apalagi dalam keadaan online divisi
pelatihan tidak dapat memantau secara langsung proses berjalannya perekaman
video. Tantangan berbeda juga dirasakan oleh Alya (Alto, 2019) dirinya mengaku,
ketika bernyanyi Ia membutuhkan tenaga dan power ekstra, karena harus
menyanyikan lagu tersebut sendirian. Belum lagi kondisi saat rekaman yang
memungkinkan adanya gangguan suara dari luar. Andre (Tenor, 2019) juga
merasakan tantangan dalam pembuatan video yang memerlukan waktu rekaman lebih
panjang daripada bernyanyi secara langsung. Walau begitu, keduanya merasa
senang dapat diberi kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan virtual choir kali ini.
“
Semua masa pasti memiliki tantangan dan kesulitan masing- masing, kebetulan
kali ini tantangan kita adalah pandemi COVID-19, tetapi seburuk apapun kondisi
yang kita hadapi saat ini, PSM FH UNEJ harus tetap berjalan “ ujar Jeremia
Martin. Pesan lain juga datang dari Supriyanto Harmanie (Pelatih PSM FH UNEJ)
agar seluruh anggota PSM FH UNEJ tetap menjaga semangat, tetap menjaga
kualitas, menjaga kesehatan dan jangan biarkan PSM FH UNEJ berhenti berkarya
hanya karena situasi seperti ini. Memang tidak mudah bagi kita untuk menghadapi
tantangan- tantangan baru yang muncul akibat kondisi pandemi COVID-19, namun
keberhasilan pembuatan virtual choir oleh
PSM FH UNEJ patut diacungi jempol. Kita harus sama- sama bangga, bahwa hal yang
awalnya mustahil untuk kita lakukan, tidak disangka dapat membuahkan hasil yang
cukup memuaskan. Jangan biarkan pandemi ini menjadi sebuah hambatan, melainkan jadikan
pandemi ini sebagai jalan untuk kita berkreasi, berinovasi, serta mengevaluasi
diri agar tetap menjaga kekompakan sesama anggota. Semoga kedepannya PSM FH
UNEJ bisa terus menghasilkan karya- karya terbaik yang membanggakan keluarga
besar Lex Veritatis Chorale dan
Fakultas Hukum Universitas Jember.
Lex Veritatis Chorale, Jaya! Jaya! Jaya!
Komentar
Posting Komentar