Upacara
HUT Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan acara wajib di setiap peringatan
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus di Indonesia. Upacara HUT Kemerdekaan
Republik Indonesia juga merupakan acara yang selalu dinanti- nanti oleh
masyarakat Indonesia, karena pada upacara tersebut setiap daerah berlomba-
lomba untuk menyajikan sajian terbaik disetiap kompenen upacaranya. Salah satu
sajian yang paling dinanti dalam Upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia
selain pengibaran bendera adalah lantunan lagu nasional dari tim paduan suara
yang disebut dengan aubade.
Acara
aubade sendiri sering kita kenal sebagai bagian dari Upacara HUT Kemerdekaan Republik
Indonesia. Pada acara aubade kita akan melihat sekelompok paduan suara,
biasanya terdiri dari siswa- siswi atau pemuda Indonesia yang menyanyikan lagu-
lagu nasional dan lagu patriotik. Acara ini juga dilaksanakan setelah
peringatan proklamasi, usai pengibaran Sang Saka Merah Putih atau menjelang
upacara penurunan bendera. Aubade sendiri merupakan istilah dari Eropa yang
merujuk pada nyanyian atau alunan musik untuk memberi penghormatan di pagi
hari. Pelantunan musik atau tembang pada aubade dilaksanakan di jam subuh,
menjelang matahari terbit oleh penyair- penyair Eropa pada abad pertengahan
(Troubadors). Penggunaan kata aubade sebagai istilah serapan di Indonesia untuk
menunjuk sekelompok paduan suara yang melantunkan lagu nasional memang masih
belum diketahui sejarah pastinya. Tetapi, berdasarkan sejarah yang ditemukan,
terdapat bukti bahwa dalam pembentukan musik nasional kita, sedikit banyak
mendapatkan pengaruh dari budaya musik nasional Eropa.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa lagu- lagu nasional dan lagu- lagu perjuangan diciptakan
dengan mengadaptasi aturan dari musik barat contohnya, tangga nada diatonis,
ritme, harmoni, dan tidak terciri etnis. Hal ini dikarenakan paham nasionalisme
di Eropa yang berkembang pada tahun 1830 menyebar ke seluruh dunia termasuk
Indonesia. Oleh karena itu, nasionalisme di Eropa memberi pengaruh terhadap
bidang musik yang lebih mengutamakan karya musik berdasarkan musik rakyat atau
bangsanya masing- masing.
Maka, tidak heran jika penggunaan istilah aubade juga ikut diserap kedalam kosa kata Bahasa Indonesia mengingat pengaruh budaya Eropa yang memiliki peran besar dalam pembentukan musik nasional. Namun pastinya, penggunaan istilah aubade di Indonesia memberikan makna tersendiri pada pembentukan kesadaran tentang wawasan kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme sebagai pembakar semangat persatuan dan kesatuan masyarakat indonesia melalui musik. Sebagaimana juga diamanatkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1945, untuk memperintahkan para komponis menyelenggarakan upacara aubade pada hari besar nasional dengan memanfaatkan lagu perjuangan agar dapat diperdengarkan pada masyarakat Indonesia. Tentunya dengan harapan, upacara aubade dapat menjadi media masyarkat untuk lebih mengenal dan mencintai bangsanya, sehingga aubade menjadi acara wajib disetiap pelaksanaan Upacara HUT Kemerdekaan Indonesia.
Sumber :
Kusno, G. (2010, Agustus 12). Kompasiana . Retrieved Agustus 17, 2020, from kompasiana.com: https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/gustaafkusno/taptu-dan-aubade-17-agustusan_54ff1f55a333115e4550f9ab.
Mintargo, W. (2017). Peran Lagu
Perjuangan dan Pendidikan Kesadaran Nasionalisme di Indonesia. Promusika
, 41-46.
Yunita, A. T. (2012). Nasionalisme Eropa dan Pengaruhnya Pada Lagu
Seriosa di Indonesia. Registal , 159-164.
Komentar
Posting Komentar